Mengenal EM4, Bio-Aktivator Serbaguna

macam-macam EM4

Agri Millenial - Mengenal EM4, Bio-Aktivator Serbaguna - Pernahkan sobat millenial mendengar Effective Microorganism 4 atau EM4 ? Dalam melakukan praktikum pembuatan pupuk organik cair atau pupuk organik padat biasanya kita selalu menambahkan EM4 untuk mempercepat proses fermentasi. Karena apabila kita tidak menambahkan EM4 maka biasanya proses fermentasi akan berlangsung lebih lama dan tidak sempurna. Lantas apakah itu EM4 dan apakah yang terkandung di dalamnya sehingga membantu kita mempercepat fermentasi bahan-bahan organik ? Disini Agri Millenial akan mengulas secara detail tentang EM4.

Sejarah EM4

Effective Microorganism 4 atau yang biasa kita kenal dengan EM4 adalah termasuk dalam Bio-aktivator. Bio-aktivator adalah kumpulan dari beraneka ragam mikroba jenis tertentu yang berfungsi membantu dalam fermentasi bahan organik dengan cara merombaknya sehingga dapat digunakan sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman kita. Sebenarnya jika kita membeli di toko pertanian ada banyak sekali jenis Bio-aktivator. Namun yang paling familiar dan sering kita pakai untuk membuat pupuk adalah EM4. Apakah artinya EM4 lebih baik dari Bio-aktivator lainnya? Maka jawabannya tidak, karena masing-masing Bio-aktivator punya kandungan mikroba tersendiri sehingga memiliki keunggulan masing-masing. EM4 pertama kali ditemukan oleh Professor asal Kota Okinawa, Jepang yaitu Prof. Dr. Teuro Higa dari Universitas Ryukyus. Adapun kandungan mikroba yang ada di dalam EM4 merupakan kultur campuran mikroba yang ada di seluruh wilayah Indonesia dengan spesifikasi mikroorganisme fermentasi. Menurut informasi yang admin dapatkan terdapat sekitar 80 genus mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya EM4 mulai dikembangkan ke seluruh dunia dari tahun 1989 lewat organisasi penelitian pertanian organik Kyusei yang berpusat di Thailand. Saat ini EM4 diproduksi dan diedarkan secara resmi oleh PT.Songgolangit  Persada sejak tahun 1995 dengan 3 produk varian yaitu untuk pertanian,peternakan,dan perikanan.

Kandungan EM4

EM 4 memiliki bebrapa jenis antara lain untuk pertanian (kuning), peternakan (coklat), dan perikanan (merah muda). Seiring dengan perkembangannya terdapat beberapa produk dari EM4 seperti yang digunakan untuk pengelolaan limbah dan toilet (biru muda). EM 4 memiliki beberapa kandungan mikroba, antara lain bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), yeast (ragi), Rhodopsedumonas sp, Actynomycetes sp,Streptomyces sp, dan jamur pengurai selulose.

mikroba dalam EM4

Aplikasi dan Memperkuat Kandungan EM4

EM4 sendiri dijual di pasaran dengan kemasan 1 liter dan biasanya diperuntukkan untuk 1 ton bahan organik padat atau 18 liter bahan organik cair. Menurut beberapa ahli juga komposisi aplikasi terbaik penggunaan EM4 adalah 1 : 1 : 18 dimana 1 bagian adalah EM4, 1 bagian selanjutnya adalah molase atau gula, dan 18 bagian terakhir adalah air. Selanjutnya adalah aktivasi EM4 itu sendiri dimana kita tahu bahwa mikroba memerlukan makanan jika mereka akan melakukan perombakan bahan organik. Makanan mikroba itu sendiri berasal dari molase/gula yang merupakan sumber energi utamanya, sehingga apabila kita tidak menambahkan gula maka mikroba akan tertidur dan kurang maksimal untui malakukan fermentasi. Menurut Bapak I Gusti Ketut Riksa yang merupakan lulusan dari Universitas Ryukyus atau mahasiswa langsung dari Professor Higa sang penemu, aplikasi EM4 sejatinya tidak harus selalu diaplikasikan dengan fermentasi terlebih dahulu. Hal ini karena EM4 sendiri mengandung mikroba yang berfungsi dalam memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, sehingga apabila kita tidak ingin menunggu lama dari proses fermentasi bahan organiknya, maka sobat millenial bisa langsung saja aplikasikan EM4 yang dicampur dengan molase/gula ke tanah. Namun memang alangkah baiknya apabila kita ingin memaksimalkan penggunaannya maka kita harus sabar menunggu aplikasi dengan pupuknya, sehingga nantinya selain tanah mengandung mikroba dari EM4 juga mengandung unsur hara yang didapatkan dari bahan organik yang telah dirombak. Bapak I Gusti Ketut Riksa juga menambahkan bahwa hanya dengan membutuhkan waktu 5 hari saja untuk menjadikan EM4 yang mikrobanya enderman (tidur) menjadi mikroba aktif dengan pemberikan pakan molase/gula, sehingga nantinya jika diaplikasikan akan menjadi lebih kuat dan maksimal. (Baca Juga : Suburkan Tanah Pertanianmu Dengan 4 Macam Bakteri Pelarut Fosfat Ini)

Masa Aktif EM4

Dalam proses fermentasi yang menggunakan EM4 lebih baik menggunakan sistem fermentasi tertutup atau anaerob. Tambahan informasi setelah menjadi larutan EM4 aktif ternyata memiliki masa daya tahan, dimana dalam jangka waktu tertentu kekuatan dari EM4 akan menurun jika diaplikasikan. Menurut Bapak I gusti Ketut Riksa EM4 mengalami aktifitas maksimumnya dari hari pertama sampai hari kelima, namun setelah berumur 1 bulan kemampuannya mulai menurun. Ternyata hal ini disebabkan karena spesies mikroba yang mulai mati karena kehabisan makanan yang berasal dari molase atau gula tadi. Jadi kesimpulannya apabila kita menggunakan perbandingan 1 : 1 : 18 diatas maka molase akan terserap habis kira-kira di hari ke-30, untuk itu apabila kita akan menggunakannya maka hendaknya kita tambah lagi dengan molase atau gula sehingga mikroba kembali aktif dan berkembang.

Itulah yang dapat admin ulas dan bahas mengenai Bio-aktivatior Efective Microorganism 4  atau yang biasa kita kenal dengan EM4. Dengan mengetahui informasi tentang Bio-aktivator khususnya EM4, kita menjadi paham dengan penggunaan dan cara aplikasinya sehingga kita dalam melakukan praktik dengan EM4 menjadi lebih maksimal. Terima kasih.

Mengenal EM4, Bio-Aktivator Serbaguna

Belum ada Komentar untuk "Mengenal EM4, Bio-Aktivator Serbaguna"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel