Jakaba, Jamur Keberuntungan Abadi Serta Manfaatnya Dalam Pertanian

 

Gambar Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba)

Agri Millenial - Jakaba, Jamur Keberuntungan Abadi Serta Manfaatnya Dalam Pertanian - Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) menjadi salah satu alternatif pemupukan susulan yang mudah didapatkan dan murah, salah satunya adalah POC Jakaba (Jamur Keberuntungan Abadi). Untuk itu pada artikel kali ini Agri Millenial akan mengulas tentang Jakaba dan manfaatnya dalam dunia pertanian.

 Sejarah Penemuan Jamur Jakaba

Jakaba atau kependekan dari Jamur Keberuntungan Abadi adalah salah satu alternatif baru dalam dunia pertanian terutama dalam proses pemupukan tanaman. Jakaba pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh salah satu petani di Situbondo bernama Aba Junaidi Sahidj ketika beliau membuat PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dari akar tanaman serai. Saat itu beliau bercerita pada awalnya ia ingin mengaplikasikan PGPR yang telah ia buat lama, namun ketika dibuka beliau terkejut melihat adanya spora-spora yang membentuk jamur. Karena tidak mengetahui jenis jamur itu maka beliau kemudian menanyakan kepada orang-orang baik kepada penyuluh maupun di komunitas pertanian, namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Akhirnya beliau memutuskan untuk membuang spora jamur tersebut kemudian menggunakan cairannya untuk diaplikasikan pada tanaman tembakau nya yang terserang penyakit layu fusarium. Alangkah terkejutnya beliau ketika melihat seharusnya tanaman tembakau yang terkena layu fusarium itu mati tetapi malah sembuh total dan dapat tumbuh dengan baik. Karena tidak percaya kemudian beliau mencoba mengaplikasikan cairan dari jamur jakaba tersebut pada tanaman tomat yang mengalami kerdil, dan luar biasanya tanaman tomat tersebut mampu tumbuh dengan pesat dan mampu menyamai ketinggian tanaman tomat yang lainnya. Sejak itulah Aba Junaidi Sahidj mencoba untuk menciptakan jamur itu kembali dan menggunakannya sampai saat ini. (Baca Juga : Manfaat Pupuk Vermikompos Bagi Tanaman)

Proses Pembuatan Jamur Jakaba

            Menurut Aba Junaidi Sahidj selaku penemu dari Jakaba itu sendiri untuk membuat jamur ini terbilang susah susah gampang, karena jamur ini tidak selalu bisa muncul walaupun kita telah membuat proses pembuatannya sama. Karena hal inilah jamur ini dinamai jamur keberuntungan. Akan tetapi beliau juga menuturkan ada cara mudah yang dapat dilakukan untuk membuat jakaba, yaitu dengan memfermentasikan air leri. Adapun syaratnya air leri yang digunakan adalah air cucian beras yang pertama yang masih berwarna putih susu supaya tingkat keberhasilan untuk memancing keluarnya jamur ini lebih tinggi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sebisa mungkin beras yang digunakan adalah beras yang masih murni tanpa tercampur bahan pengawet seperti yang dijual di pasaran, hal ini dikarenakan bahan pengawet yan ditambahkan pada beras dapat mengganggu proses berkembang biaknya jamur itu sendiri. Biasanya proses fermentasi ini berlangsung selama 3 minggu sampai dengan 1 bulan. Adapun setelah kita sudah mendapatkan jamur jakabanya, maka untuk proses perbanyakannya bisa dilakukan dengan mudah yaitu dengan menambahkan air leri baru kemudian menggambil sedikit jamur jakaba yang dihasilkan dari proses fermentasi sebelumnya maka dalam waktu 2 minggu saja jamur tersebut akan berkembang sangat banyak.

Proses Pembuatan Jakaba

Aplikasi Jamur Jakaba Pada Tanaman

            Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) dapat diaplikasikan dengan cara disemprot maupun dikocorkan. Untuk cara semprot menurut Aba Junaidi Sahidj terdapat perbedaan dosis untuk tanaman pangan dan hortikultura. Menurut beliau untuk tanaman pangan seperti padi dosis yang digunakan adalah 400 ml / 16 Lt (1 tangki sprayer). Pada tanaman hortikultura seperti cabai,terong, dan tomat beliau menyarankan agar dosis penyemprotan tidak lebih dari 400 ml / 16 Lt. Sedangkan untuk aplikasi jakaba dengan metode kocor dapat dilakukan dengan dosis berapapun, hal ini karena menurut beliau pada metode semprot maka media penyerapan pupuk adalah daun yaitu stomata sehingga memiliki batasan, sedangkan pada metode kocor media penyerapan pupuk adalah melalui akar sehingga diaplikasikan pada dosis berapapun akan lebih kuat. Beliau juga mengatakan bahwa jakaba juga dapat diaplikasikan pada tanaman perkebunan pada fase vegetatif dengan menggunakan metode kocor.

Aba Junaidi Sahidj menuturkan bahwa selama beberapa tahun mengaplikasikan Jakaba dapat mengurangi kebutuhan pupuk hingga 50 % namun mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Jakaba sangat penting bagi tanaman dan tentunya karena ini pupuk organik maka sangat aman digunakan dalam jangka panjang. Untuk itu Agri Millenial mengajak para petani untuk dapat mencoba membuat dan memanfaatkan Jakaba sebagai alternatif pemupukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga kualitas tanah pertanian. Terima kasih.                Jakaba, Jamur Keberuntungan Abadi Serta Manfaatnya Dalam Pertanian

Belum ada Komentar untuk "Jakaba, Jamur Keberuntungan Abadi Serta Manfaatnya Dalam Pertanian"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel